Bagi masyarakat Bali, subak bukan saja persoalan irigasi pertanian semata, tetapi sebagai benteng dalam menjaga alam dan budaya Bali. Budaya dalam kehidupan masyarakat Bali adalah “budaya ekologis“, harmoni dengan alam yang sudah dilakoni sejak masa pra-Hindu; menjaga alam, menjaga air. Pada masa peradaban Hindu Bali, pemuliaan air mendapat peran penting dalam Ajaran hindu Bali. Oleh karenanya Hoykas menyebutnya dengan agama “tirta”’. Subak merupakan hilirisasi peradaban hidrologi Bali yang mengajari masyarakat untuk merekayasa ekologi merawat bumi melalui implementasi konsep sosio-kultural masyarakat Bali “Trihita karana“, menguatkan peran harmoni antara manusia dengan penguasa alam (Tuhan) melalui 'spirit' dan 'ritual' sebagai wujud tanggung jawab moral, menjaga alam. Hubungan harmoni antara sesama manusia, terrmasuk menumbuhkan kesadaran manusia menjaga dan memperlakukan alam dan lingkungan berkelanjutan. Mari berdiskusi bersama para pakar dalam talkshow CPAS.
.
👤 Dr. I Made Geria (PR ALMBB - BRIN)
👤 Prof. Dr. Wawan Sujarwo (PR Hayati - BRIN)
👤 Kasman Setiagama (Kemdikbudristek)
-----------------------------------
🗓 Kamis 29 Februari 2024
🕐 13:00 – 15:00 WIB (Jakarta)
JOIN TALKSHOW via Link:
https://taplink.cc/cpasindonesia
-----------------------------------
#cpasindonesia #subak #bali #budayabali #trihitakarana #agamatirta #lingkungan #sustainability #keberlanjutan #arkeologi
Posting Komentar